mtmabatang - Curug sijeglong adalah salah satu aset Wisata yang dikelola oleh wilayah Kabupaten Batang, dengan Formasi 4 Tingkat dan 4 Kedung (Air yang daLam & tenang) yang berwarna biru pada waktu terentu tergantung intensitas cahaya yang di biaskan oleh air sehingga merubah warna.
foto dari mbatang.com |
Sejarah
Padahal biasanya Dinamakan Nasi, tapi sekarang Dinamakan Sijeglong, karena Tiap tingkatannya memiliki cekungan Air yang luas seperti kolam, dalam istilah Jawa cekungan biasa juga di Sebut “JegLong” darisinilah munculnya nama Si JegLong. Konon pada zaman dahulu Air Terjun/Curug ini ditemukan oleh seorang warga yang hendak berladang yang tanpa sengaja melihat keindahan Curug ini lalu lambat laun mulai diketahui oleh banyak orang.
Geografis
Terletak dalam Perbatasan Antara Kab. Kendal dengan Wilayah Kab. Batang. Secara Admnistratif, bagian atas Curug sudah memasuki wilayah Kab. Kendal, akan tetapi jalur akses yang dilalui lebih mudah lewat Desa Margosono, Kecamatan Tersono. Dan untuk saat ini akses menuju curug sudah dikelola secara bertahap, mulai dengan adanya tanah berundak, tambang pengaman, jembatan bambu, dsb.
Jarak yang harus ditempuh dari pemukiman warga sampai ke curug cukup dekat, yaitu skitar ±3Km & waktu tempuh sekitar ± 15menit dgn berjalan kaki. Medan yang dilalui cukup menantang, tanah yang terjal serta licin menghiasi perjalanan menuju hulu sungai Lampir yang berada tepat dibawah Curug, Stamina tetap perLu dijaga, karna memang jaurnya mampu membuat lelah, tapi tak perlu khawatir, karena raga yang lelah akan segera teralihkan oleh sebuah panorama indah.
Berbagai Kalangan Wisatawan mulai ramai berkunjung ke Curug Sijeglong, dari Balita hingga Manula dapat mencapai target diatas Curug, dapat dibayangkan kalau saja Adik-Adik sampai Kakek-Nenek saja bisa sampai diatas Curug.
Tak hanya Curug Sijeglong, Kita juga dapat menikmati wisata tubbing di aliran sungai Lampir, dengan Fasilitas Keamanan dan Kenyamanan yang telah disediakan oleh pihak pengelola serta di pandu oleh tenaga profesional yang berkompeten pada bidangnya.
Dengan ban besar seperti donat raksasa kita akan disajikan sebuah pemandangan indah di sekitar aliran sungai, bermacam bebatuan tersaji disepanjang perjalanan, dari yang kecil hingga yang besar, namun semuanya itu batu kali, bukan batu akik yang dapat terjual dengan nilai rupiah yang cukup mahal. Lumut bebatuan yang hijau & Burung Hutan yang terbang bebas juga turut mengiringi perjalanan Tubbing yang ditempuh dalam kurung waktu sekitar ± 2jam & berakhir diatas Desa Pujut Kecamatan Tersono.
Sumber : mbatang.com